Social media memang sedang besar sekali pengaruhnya
akhir-akhir ini di masyarakat. Twitter misalnya, banyak memberikan peran
munculnya istilah-istilah lewat hashtag seperti #nomention, #nowplaying atau
hashtag yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu seperti
#SaveOrangUtan dan sebagainya. Orang Indonesia cukup kreatif dalam
memanfaatkan media sosial untuk menciptakan tren, sehingga menjadi menarik
untuk diikuti banyak orang.
Namun kali ini yang kita bahas adalah seputar
rombongan bahasa unyu macam ciyus, miapah, enelan, macapah dan sejenisnya yang
sedang beredar luas akhir-akhir ini. Ciyus maksudnya adalah "serius"
dan miapah adalah "demi apa", sementara enelan adalah
"beneran" Bila Anda memantau kata-kata ini lewat kolom search di akun
Twitter, Anda akan menemukan derasnya twit yang mengalir menggunakan istilah
ini dalam waktu kurang dari satu menit. Anda akan menemukan twit-twit berbahasa
cadel yang bisa membuat Anda tertawa atau malah jengkel. Yang jelas, saat ini
ciyus-miapah menjadi satu lagi produk pergaulan yang Anda bisa menilai sendiri
ini termasuk gaul atau tidak.
Kontroversi itu sudah pasti, ada yang doyan
menggunakannya dan ada yang eneg dengan kata-kata tersebut. Yang doyan sih
enjoy-enjoy saja menggunakannya, namun yang kontra sudah pasti gemas. Kita
tidak akan membahas yang 'pedas-pedas' kita coba melihat bentuk respon yang
kurang mendukung ciyus-miapah dalam bahasa komedi ala Raditya Dika yang pernah
ditulis di akun twitternya.
"Saya ingin menemukan mesin waktu agar bisa
ke masa lalu, menemukan penemu kata "Ciyus miapah", dan menggaplok
mukanya pake sendal jepit. " - @radityadika
Twit ini kemudian di retweet kembali oleh 10.869
orang dan menjadi favorit 487 orang. Entah karena kata-katanya yang lucu, entah
karena merasa sependapat atau entah karena mereka fans dari Raditnya Dika. Ada banyak faktor, jadi respon
ini tidak bisa kita jadikan satu-satunya patokan untuk menilai fenomena
ciyus-miapah. Sebenarnya istilah semacam ini mungkin dibuat untuk sekedar
having fun. Namun bagi beberapa orang, tren menggunakan bahasa semacam ini
memiliki dampak jangka panjang seperti kekacauan berbahasa dan lain-lain.
Well, respon setiap orang berbeda-beda pada hal
baru. Ada yang
siap menjadi bagian darinya, ada yang masih mempelajari hal tersebut dan ada
juga yang menolaknya. Bagaimana dengan Anda, Ladies? Apakah Anda termasuk yang
pro dengan fenomena ciyus-miapah ini? Atau termasuk yang kontra? Atau bahkan
tidak peduli? Apapun respon Anda, jangan sampai hal ini terlalu mempengaruhi
kehidupan Anda ya, gan, :'')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar